JAKARTA, - Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020, pertumbuhan komunitas sapi perah di Jawa waktu 2010–2020 menderita kenaikan 2,52% per tahun. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi pembuat susu segar paling besar di peringkat ke-3 dan keempat di Indonesia, dengan jumlah produksi berhasil 99,92 ribu ton dan 5,4 ribu ton.
Ilham ini mengemuka dalam webinar "Peran Istri dalam Upaya Menyajikan Tempat Peternakan Sapi Perah", yang diselenggarakan Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia bersama Lembaga Pemampangan Teknologi Pedesaan (LPTP), dalam memperingati Hari Kartini 2022.
Mayoritas peternak sapi saat ini sedang didominasi oleh Pemberani berumur habis di atas 50 tahun. Sedangkan betina secara poin dari satu buah rumah tangga yang memiliki usaha peternakan memiliki dominasi domestik dalam gerakan peternakan.
Direktur Sekolah tinggi Peternakan Karanganyar, Puji Astuti Memaparkan, putri memiliki keutamaan dalam beberapa bagian seperti Kesabaran, rajin, ulet, Tahan, Selidik, dan pantang menyerah.
Keunggulan ini sangat dibutuhkan untuk menjadi peternak yang unggul, namun separo peternak cewek sedang memiliki tantangan seperti pendidikan rendah, batas rendah, tugas domestik, dan peluang untuk kesempurnaan dalam menjadi peternak akibat susahnya membagi waktu.
"Dukungan dari berbagai pihak dan sorongan dapat pertukaran digunakan dalam melakukan peternak yang unggul," ujar Puji Astuti, Jakarta, Kamis (28/4/2022).
Persilihan dari tradisional ke modis di jurusan peternakan memerlukan kolaborasi berbagai pihak. Untuk itu, Danone SN Indonesia bersama LPTP menonjolkan program Regenerasi Peternak Muda yang fokus di 3 kabupaten, adalah Kabupaten Boyolali, Klaten, dan Sleman.
Head Climate, Water Stewardship, Danone Indonesia, Ratih Anggraeni Mencuraikan, pertambahan kadar anak marga lewat pemenuhan nutrisi sepantasnya menjadi tanggung jawab bersama, meski banyak putri berdaya yang mampu mengemasi peran ganda sebagai ibu/istri di kelompok kendatipun andaikata peternak.
"Peran peternak dimanfaatkan untuk mengungkung produksi susu dalam lingkungan dan mengatrol konsumsi susu andaikata mata air protein hewani," katanya.
Kepedulian Danone SN Indonesia pada peternak telah dijalankan lewat berbagai program pertambahan mutu susu dan pemberdayaan peternak yang dimulai sejak 2012 dan telah meninggalkan utilitas bagi lebih dari 400 peternak di 3 kabupaten di Kawasan Jawa Tengah dan DIY.
Sejak tahun lalu dikembangkan pula Program Regenerasi Peternak Muda untuk menyebabkan peternak muda yang dapat mencopot dan menetapkan keberlanjutan peternakan skala rumah tangga dan usaha berbasis susu.
"Hal ini mengusahakan untuk dilakukan mengingat produksi susu dalam alam meski menemukan Kenaikan, tinggal belum menumpat total kepentingan nasional dan konsumsi susu per kapita di Indonesia pun sedang terbilang rendah di bandingkan 6 negara yang lain di Asia Tenggara," katanya.
Program ini diimplementasikan lewat kemitraan bersama koperasi susu lokal dalam bentuk alokasi Alat, pendirian modul pemelajaran Good Farming Practices atau budidaya ternak sapi perah, dan pengorganisasian penyuluhan peternak.
Tidak hanya itu, Danone dan LPTP terus menetapi kenaikan jurusan peternak muda lewat serangkaian pemelajaran budidaya ternak sapi perah, penataran usaha plan usaha ternak, penyuluhan inovasi pakan; serta penyimpanan stimulasi teknologi pertanian dan penjadian platform pembelajaran digital.
Kepala Bidang Peternakan dan Kebugaran hewan Kantor Pertanian, Pangan, dan Perikanan Kabupaten Sleman, Sri Rahayu Saddyahsih Nawang Wulan Menaikkan, kejadian di bagian peternakan telah banyak berkembang.
Pemimpin memiliki berbagai program dukungan seperti pemberian mata air daya jemaah Supporter, layanan pemimpin dalam hal puskeswan Cuma-cuma, pengambilan contoh hewan biarpun bahan pangan, pengujuan laboratorium, rekomendasi Agen, penyahihan modal usaha walakin donasi penaklukan dalam APBD, APBN, dan Pokir.
Saat ini sebagian peternak, khususnya peternak muda dihadapi dalam suasana mutasi peternakan Trendi, yang mana sistem kebanyakan pun tengah dijalankan, tapi penerapan formula pemakaian alat mutakhir berbasis teknologi khatam mulai dilakukan.
"Melakukan budidaya menuju modern, banyak juga unsur positifnya seperti yang saya rasakan setelah menggunakan mesin perah otomatis. Pengunaan teknologi ini berdampak pada efisiensi tenaga yang dikeluarkan, membuat pekerjaan lebih cepat dan aspek kebersihan yang terjaga. Dengan efisiensi yang saya jalankan melalui penggunaan teknologi ini, maka saya dapat menghasilkan proses produksi yang lebih optimal dan juga memiliki waktu lebih untuk keluarga," kata peternak muda Dukuh Banyusri, Desa Jemowo, Tri Utami.
Post a Comment